animasi-bergerak-agama-religi-0150 animasi-bergerak-selamat-datang-0025 animasi-bergerak-selamat-datang-0025 animasi-bergerak-selamat-datang-0025

Thursday, April 5, 2012

Lesbianisme bagi Feminis

Sebagai sebuah gerakan, feminisme telah ter"peti-es"kan sekitar tahun 1960-an di barat.
Ada banyak aliran feminisme. Di antara yang paling keras adalah feminis radikal,lesbian dan feminis anarchis.
Yang akan kita kupas lebih jauh adalah feminis lesbian.Aliran ini di samping menganut mahzab pertikaian antara pria dan wanita,juga menjadi kendaraan hegemoni kultur dan prioritas kerja lembaga donor.
Di antara frioritas tersebut adanya keluhan donatur mengenai pertambahaan jumlah penduduk dunia> Kemudiaan atas nama pertikaian pria-wanita  dan sprit menggencet peningkatan jumlah penduduk dunia,maka lesbianisme pun di setujui sebagai salah satu solusinya.

   Prinsip pertikaian
Paradigma feminisme barat di bangun dari semangat terhadap dakwaan injil yang memvonis hawa sebagai penyebab di keluarkannya nabi adam dari surga.Sebuah dakwaan yang telah dikritik oleh al-Qur'an dengan tegas (QS al-A'raf/7:19-25,dan Thaha/20:115-121).
Dalam kitab perjanjiaan lama di sebutkan : "Sesungguhnya ia adalah wanita yang engkau jadikan bersamaku,ia yang telah memberiku buah dari pohon itu maka aku memekannya."(kejadian 12:3)
Perintis aliran eksistensialisme sekaligus ideologi gerakan feminisme simone de Bouavior (1908-1986),mempertajam semangat ini dengan mengatakan:"selanjutnya agama berubah menjadi musuh perempuaan akibat penafsiran-penafsiran patriarkis terhadap agama."
(Muhammad Imarah,meluruskansan salah paham barat atas islam, sajadah press, 2007)
Berbeda dengan Bouavior,musdah mulia merajuk pendapat ibn Arabi yang mensyaratkan keharusan menjadi perempuaan untuk menjadi seorang sufi sejati.
Sebab menurutnya "tuhan lebih feminin."
Logikanya,tuhan memiliki seratus sifat yang di sebut al-asma' al-husna,yang terbagi menjadi sifat jalaliyah dan jamaliyah.
Lanjut Musda,kategori pertama identik dengan sifat maskulin. Sedang kategori kedua identik dengan sifat feminin. Sifat jamaliyyah tuhan berbanding lima kali lipat dengan sifat jalaliyyah-nya.
( Nelly Van Doorn Harder,menimbang tafsir perempuaan terhadap al-Qur'an pustaka percik,2008).Di amerika sebagai manifestasi doktrin-doktrin filosofi feminisme yang mengadopsi prinsip pertikaian pria-wanita,di bentuklah sebuah organisasi perempuaan bernama "Gerakan pemotongan alat kelamin laki-laki."Bagi mereka kaum laki-laki telah mati.
Sebagai solusi atas kebutuhan seksual,mereka pun menyerukan praktik lesbianisme.
Di negeri itu saja,60% gerakan organisasi perempuaan menganut lisbianisme.
( Muhammad Imarah,meluruskan salah paham barat atas islam,sajadah press,2007)
Charlotte Bunch,sebagimana di kutif Triana Ahdiati ( gerakan feminis lesbian,kreasi wacana,2007) mengatakan :"para lesbian harus menjadi feminis dan berjuang melawan penindasan perempuaan,sebagaimana para feminis harus menjadi lesbian jika mereka ingin mengakhiri supremasi laki-laki."
Di indonesia,gerakan kawin sesama jenis,entah itu berbentuk lesbi maupun homo,telah menjadi isu dan gaya hidup yang kasat mata.
Misalnya,wacana paling vulgar melegitimasi kecenderungan ini datang dari gerombolan anak-anak IAIN walisongo semarang.
Menurut mereka (jurnal justisia,Edisi 25 tahun XI 2004)," hanya orang primitif saja yang melihat perkawinan sejenis sebagai sesuatu  yang abnormal dan berbahaya.
Bagi kami,tiada alasan kuat bagi siapapun dengan dalih apapun untuk melarang perkawinan sejenis.Sebab,tuhan pun sudah maklum,bahwa proyeknya menciptakan manusia sudah berhasil bahkan kebablasan.
Sungguh ironis dalam literatur fikih islam,tak ada sesorang ulama pun menyatakan halalnya perbuatan sangat tercelah itu.
Mereka justru telah berijma' mengharamkan perkawinan sesama jenis (Al-Mawardi,Al-Hawi al-kabir fi fiqhi. 

    Legalisasi
Khulud al-Misyari,seseorang peneliti perempuaan palestina,saat menilai beberapa misi lembaga Swadya masyarakat (LSM) international menyatakan ,"prioritas gerakan-gerakan feminisme yang didani,tak jauh berbeda dengan prioritas -prioritas dan budaya negara donatur,dan ini semata demi mengalirnya bantuan dana."
( Muhammad Imarah,meluruskan salah paham barat atas islam,sajadah press,2007).
Presiden Bank dunia , Robert Mc Namara pernah mengatakan "perkembangan penduduk adalah isu yang sangat besar yang di hadapi oleh dunia pada tahun-tahun mendatang,sebuah dunia dengan penghuni 10 juta manusia bukanlah dunia yang ingin kita tinggali....
Ada dua cara yang mengyakinkan kondisi dunia seperti itu dapat di cegah.
Apakah dengan menurunkan tingkat kelahiran dengan sangat cepat atau menaikan tingkat kematiaan."( jerry D Gray,Deadly Mist: upaya amerika merusak kesehatan manusia,sinergi publishing,2009).
Dua cara ini telah lama berjalan. Baik dengan melegalisasi praktik aborsi atau pula kampanye homoseksual dan gerakan lesbianisme. Di barat,model dan teknik aborsi kini telah kian bervariasi sesuai permintaan.Dari tehnik aborsi klasik hingga modren.
Syarif Hasyim ( tubuh seksualitas,dan kedaulatan perempuaan: Bunga rampai pemikiran ulama muda,LKiS, 2002) menganggap bahwa di antara penyebab seseorang menjadi lesbian adalah solusi dari ketidak keseimbangan hidup.
Tapi berbeda dengan komentar anak-anak IAIN walisongo semarang yang lebih berani berkomentar dalam kata penghantar redaksi jurnal fakultas syari'ah mereka.
kami justru melihat perkawinan sejenis (di samping aspek nurani dan hasrat si homo)
juga bisa menjadi solusi alternatif bagi upaya penanggulangan meledaknya pertumbuhan penduduk dunia .
Sangat patut dikritis,bahwa solusi untuk pengaturan jumlah kelahiran tak boleh menghalalkan segala cara.
Apalagi mengabaikan aspek syariat. Dalam islam pengaturan jumlah kelahiran bisa di tempuh melalui 'azl sepanjang terjadinya kesepakatan antara suami-istri.
Namun islam lebih banyak mengajarkan kaum muslimin memiliki banyak keturunan. 

No comments: