animasi-bergerak-agama-religi-0150 animasi-bergerak-selamat-datang-0025 animasi-bergerak-selamat-datang-0025 animasi-bergerak-selamat-datang-0025

Monday, August 13, 2012

Orang-orang yang Dijamin Masuk Surga


Keinginan menjadi penghuni surga tidak cukup hanya berdo’a, tapi kita harus berusaha memiliki sifat dan amal calon penghuninya dan usaha itu sekarang dalam kehidupan kita di dunia ini.

1.  Memberi Makan.

Makan dan minum merupakan kebutuhan manusia yang harus dipenuhi oleh masing-masing orang, namun karena berbagai persoalan dalam kehidupan manusia, maka banyak orang yang tidak bisa memenuhinya atau bisa memenuhi tapi tidak sesuai dengan standar kesehatan, karena itu, bila kita ingin mendapat jaminan masuk surga, salah satu yang harus kita lakukan dalam hidup ini adalah memberi makan kepada orang yang membutuhkannya.
Rasulullah saw bersabda: “Sembahlah Allah Yang Maha Rahman, berikanlah makan, tebarkanlah salam, niscaya kamu masuk surga dengan selamat ” (HR. Tirmidzi)
Di dalam hadits lain, Rasulullah saw juga bersabda: “Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang luamya dapat dilihat dari dalamnya dan dalamnya dapat dilihat dari luarnya, Allah menyediakannya bagi orang yang memberi makan, menebarkan salam dan shalat malam sementara orang-orang tidur ” (HR. Ibnu Hibban).
Terdapat pula hadits senada soal ini yang perlu kita perhatikan: “Di surga terdapat kamar-kamar yang luarnya dapat dilihat dari dalamnya dan dalamnya dapat dilihat dari luarnya”. Abu Malik Al Asy’ari berkata: “buat siapa wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab: “Bagi orang yang berucap baik, memberi makan, dan di melalui malam dengan shalat sementara orang-orang tidur” (HR. Thabrani, Hakim, Bukhari dan Muslim).
Bahkan sahabat Abdullah bin Salam mendengar pesan Nabi kepada para sahabat yang berbunyi: “Wahai manusia, tebarkanlah salam, berikanlah makan, sambunglah hubungan silaturrahim, shalatlah diwaktu malam sementara orang-orang tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat ” (HR. Tirmidzi, ibnu Majah dan Hakim).

2.  Menyambung Silaturrahim.

Hubungan antar sesama manusia harus dijalin dengan sebaik-baiknya, antara sesama saudara dalam iman, terutama yang berasal dari rahim ibu yang sama yang kemudian disebut dengan saudara dalam nasab.
Bila ini selalu kita perkokoh, maka di dalam hadits di atas, kita mendapatkan jaminan surga dari Rasulullah saw, sedangkan bila kita memutuskannya, maka kitapun terancam tidak masuk surga.
Rasulullah saw bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang suka memutuskan, Sufyan berkata dalam riwayatnya: yakni memutuskan tali persaudaraan ” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ketika Rasulullah saw bertanya kepada pada sahabat tentang maukah aku beritahukan kepada kalian tentang orang yang akan menjadi penghuni surga? diantaranya beliau menjawab: Seorang laki-laki yang mengunjungi saudaranya di penjuru kota dengan ikhlas karena Allah ” (HR. Ibnu Asakir, Abu Na’im dan Nasa’i).

3.  Shalat Malam

Tempat terpuji di sisi Allah swt adalah surga yang penuh dengan kenikmatan yang tiada terkira, karenanya salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk bisa diberi tempat yang terpuji itu adalah dengan melaksanakan shalat tahajjud saat banyak manusia yang tertidur lelap, Allah swt berfirman: “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji ” (QS Al Isra [17]:79).
Manakala seseorang sudah rajin melaksanakan shalat tahajjud, ia merasa menjadi seorang yang begitu dekat dengan Allah swt dan bukti kedekatannya itu adalah dengan tidak melakukan penyimpangan dari ketentuan Allah swt meskipun peluang untuk menyimpang sangat besar dan bisa jadi ia mendapatkan keuntungan duniawi yang banyak.

4. Memudahkan Orang Lain.

Dalam hidupnya, ada saat manusia mengalami kesenangan hidup dengan segala kemudahannya, namun pada saat lain bisa jadi ia mengalami kesulitan dan kesengsaraan.
Karena itu, sesama manusia idealnya bisa saling memudahkan, termasuk dalam jual beli. Manakala kita sudah bisa memudahkan orang lain, maka salah satu faktor yang membuat manusia mendapat jaminan surga telah diraihnya.
Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya seorang lelaki masuk  surga. Dia ditanya: “Apa yang dulu kamu kerjakan?”. Dia menjawab, dia ingat atau diingatkan, dia menjawab: “Aku berjual beli dengan manusia lalu aku memberi tempo kepada orang yang dalam kesulitan dan mempermudah urusan dengan pembayaran dengan dinar atau dirham”. Maka dia diampuni (HR. Muslim dan Ibnu Majah)
Apabila dalam hidup ini kita suka memudahkan kesulitan yang dialami orang lain, maka kitapun akan mendapatkan kemudahan dalam kehidupan di dunia ini maupun di akhirat kelak.
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa memudahkan orang yang kesulitan, Allah memudahkannya di dunia dan akhirat ” (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah).

5. Berjihad.

Islam merupakan agama yang harus disebarkan dan ditegakkan dalam kehidupan di dunia ini, bahkan ketika dengan sebab disebarkan dan ditegakkan itu ada pihak-pihak yang tidak menyukainya, lalu mereka memerangi kaum muslimin, maka setiap umat Islam harus memiliki semangat dan tanggungjawab untuk berjihad dengan pengorbanan harta dan jiwa sekalipun.
Manakala kaum muslimin mau berjihad, maka Allah swt menyediakan surga untuk siapa saja yang berjihad di jalan-Nya, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya: “Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama Dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. dan mereka Itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan, dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung. Allah telah menyediakan bagimereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar” (QS At Taubah [9]:88-89).
Di dalam hadits, Rasulullah saw juga bersabda tentang jaminan Allah swt kepada orang yang berjihad dengan surga: Ada tiga orang yang semuanya dijamin Allah azza wajalla, yaitu: seorang lelaki yang pergi untuk berperang dijalan Allah, maka ia dijamin oleh Allah hingga Allah mewafatkannya, lalu memasukkannya ke surga dengan segala pahala atau harta rampasan perang yang diperolehnya. Dan seseorang yang pergi ke masjid, maka dia dijamin oleh Allah hingga Allah mewafatkannya lalu memasukkannya ke surga atau mengembalikannya dengan pahala atau harta yang diperolehnya; dan seseorang yang masuk ke rumahnya dengan mengucapkan salam, maka dia dijamin olehAllah azza wajalla (HR. Abu Daud).
Bahkan orang yang berjihad dan mati syahid meskipun dahulunya ia kafir dan pernah membunuh kaum muslimin dijamin masuk surga, Rasulullah saw bersabda: Allah tertawa kepada dua orang yang saling membunuh yang keduanya masuk surga. Para sahabat bertanya: “Bagaimana yang Rasulullah?”. Beliau menjawab: “Yang satu (muslim) terbunuh (dalam peperangan) lalu masuk surga. Kemudian yang satunya lagi (kafir) taubatnya diterima oleh Allah ke dalam Islam, kemudian dia berjihad dijalan Allah lalu mati syahid (HR. Muslim dah Abu Hurairah ra).

6. Tidak Sombong.

Takabbur atau sombong adalah menganggap dirinya lebih dengan meremehkan orang lain, karenanya orang yang takabbur itu seringkali menolak kebenaran, apalagi bila kebenaran itu datang dari orang yang kedudukannya lebih rendah dari dirinya.
Oleh karena itu, bila kita mati dalam keadaan terbebas dari kesombongan amat mendapatkan jaminan masuk surga, Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang mati dan ia terbebas dari tiga hal, yakni sombong, fanatisme dan utang, maka ia akan masuk surga ” (HR. Tirmidzi).
Takabbur merupakan salah sifat yang diwariskan oleh iblis laknatullah, dengan sebab itulah ia divonis berdosa dan akan dimasukkan ke neraka, Allah swt berfirman: Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: “bersujudlah kamu kepada Adam”, maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang sujud. Allah berfirman: Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) diwaktu Aku menyuruhmu?. Iblis menjawab: aku lebih baik daripadanya, Engkau ciptakan aku dari api, sedang dia Engkau ciptakan dari tanah. Allah berfirman: turunlah kamu dari syurga itu, karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina (QS Al A’raf[7]: 11-13, lihat pula QS Mukmin [40]: 60).
Manakala seseorang berlaku sombong, sangat kecil peluang baginya untuk bisa masuk ke dalam surga, di dalam hadits, Rasulullah saw bersabda:”Tidak masuk syurga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari sifat kesombongan ” (HR. Muslim).

7. Tidak Memiliki Fanatisme Yang Berlebihan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia termasuk kaum muslimin hidup dengan latar belakang yang berbeda-beda, termasuk latar belakang kelompok, baik karena kesukuan, kebangsaan maupun golongan-golongan ber-dasarkan organisasi maupun paham keagamaan dan partai politik, hal ini disebut dengan ashabiyah.
Para saha-bat seringkali dikelompokkan menjadi dua golongan, yakni Muhajirin (orang yang berhijrah dari Makkah ke Madinah) dan Anshar (orang Madinah yang memberi pertolongan kepada orang Makkah yang berhijrah). Pada dasarnya golongan-golongan itu tidak masalah selama tidak sampai pada fanatisme yang berlebihan sehingga tidak mengukur kemuliaan seseorang berdasarkan golongan.
Manakala seseorang memiliki fanatisme yang berlebihan terhadap golongan sehingga segala pertimbangan dan penilaian terhadap sesuatu berdasarkan golongannya, bukan berdasarkan nilai-nilai kebenaran, maka hal ini sudah tidak bisa dibenarkan, inilah yang disebut dengan ashabiyah yang sangat dilarang di dalam Islam.
Bila kita mati terbebas dari hal ini, dijamin masuk surga oleh Rasulullah saw dalam hadits di atas, namun tidak masuk surga seseorang yang mati dalam keadaan demikian, karena Rasulullah saw tidak mau mengakui orang yang demikian itu sebagai umatnya.
Hal ini terdapat dalam hadits Nabi saw: “Bukan golongan kamu orang yang menyeru kepada ashabiyah, bukan golongan kami orang yang berperang atas ashabiyah dan bukan golongan kami orang yang mati atas ashabiyah ” (HR. Abu Daud)

8. Terbebas Dari Utang.

Dalam hidup ini, manusia seringkali melakukan hubungan muamalah dengan sesamanya, salah satunya adalah transaksi jual beli. Namun dalam proses jual beli tidak selalu hal itu dilakukan secara tunai atau seseorang tidak punya uang padahal ia sangat membutuhkannya, maka iapun meminjam uang untuk bisa memenuhi kebutuhannya, inilah yang kemudian disebut dengan utang.
Sebagai manusia, apalagi sebagai muslim yang memiliki harga diri, sedapat mungkin utang itu tidak dilakukan, apalagi kalau tidak mampu membayarnya, kecuali memang sangat darurat, karena itu seorang muslim harus hati-hati dalam masalah utang.
Rasulullah saw bersabda: “Berhati-hatilah dalam berutang, sesungguhnya berutang itu suatu kesedihan pada malam hari dan kerendahan diri (kehinaan) pada siang hari ” (HR. Baihaki)
Namun apabila manusia yang berutang tidak mau memperhatikan atau tidak mau membayarnya, maka hal itu akan membawa keburukan bagi dirinya, apalagi dalam kehidupan di akhirat nanti.
Hal ini karena utang yang tidak dibayar akan menggerogoti nilai kebaikan seseorang yang dikakukannya di dunia, kecuali bila ia memang tidak mempunyai kemampuan untuk membayarnya.
Rasulullah saw bersabda: “Utang itu ada dua macam, barangsiapa yang mati meninggalkan utang, sedangkan ia berniat akan membayarnya, maka saya yang akan mengurusnya, dan barangsiapa yang mati, sedangkan ia tidak berniat akan membayarnya, maka pembayarannya akan diambil dari kebaikannya, karena di waktu itu tidak ada emas dan perak ” (HR. Thabrani).

9. Peka Terhadap Peringatan.

Peka terhadap peringatan membuat seseorang mudah menerima segala peringatan dan nasihat dari siapapun agar waspada terhadap segala bahaya dalam kehidupan di dunia dan akhirat, sikap ini merupakan sesuatu yang amat penting karena setiap manusia amat membutuhkan peringatan dari orang lain, karenanya orang seperti itu akan mudah menempuh jalan hidup yang benar sehingga mendapat jaminan akan masuk ke dalam surga.
Orang seperti ini digambarkan oleh Rasulullah saw sebagai orang yang berhati seperti burung sebagaimana disebutkan dalam sabdanya: “Akan masuk surga kelak kaum-kaum yang hati mereka seperti hati burung ” (HR. Ahmad dan Muslim).

10. Menahan Amarah

Al ghadhab atau marah merupakan salah satu sifat yang sangat berbahaya sehingga ia telah menghancurkan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Ada beberapa bahaya dari sifat marah yang harus diwaspadai.
Pertama, merusak iman, karena semestinya bila seseorang sudah beriman dia akan memiliki akhlak yang mulia yang salah satunya adalah mampu mengendalikan dirinya sehingga tidak mudah marah kepada orang lain.
Rasulullah saw bersabda: “Marah itu dapat merusak iman seperti pahitnya jadam merusak manisnya madu ” (HR. Baihaki).
Kedua, mudah mendapatkan murka dari Allah swt terutama pada hari kiamat, karena itu pada saat kita hendak marah kepada orang lain mestinya kita segera mengingat Allah sehingga tidak melampiaskan kemarahan dengan hal-hal yang tidak benar.
Allah swt berfirman sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Qudsi:
Wahai anak Adam, ingatlah kepada-Ku ketika kamu marah. Maka Aku akan mengingatmu jika Aku sedang marah (pada hari akhir) “.
Ketiga, mudah marah juga akan mudah menyulut kemarahan orang lain sehingga hubungan kita kepada orang lain bisa menjadi renggang bahkan terputus sama sekali. Oleh karena itu, seseorang baru disebut sebagai orang yang kuat ketika ia mampu mengendalikan dirinya pada saat marah sehingga kemarahan itu dalam rangka kebenaran bukan dalam rangka kebathilan.
Rasulullah saw bersabda: “Orang kuat bukanlah yang dapat mengalahkan musuh, namun orang yang kuat adalah orang yang dapat mengontrol dirinya ketika marah ” (HR. Bukhari dan Muslim).
Apabila seseorang mampu menahan amarahnya, maka dia akan mendapatkan nilai keutamaan yang sangat besar dari Allah swt, dalam hal ini Rasulullah saw menyebutkan jaminan surga untuknya: “Janganlah engkau marah dan surga bagimu ” (HR. Ibnu Abid Dunya dan Thabrani).

11. Ikhlas Menerima Kematian Anak dan OrangYangDicintai.

Setiap orang yang berumah tangga pasti mendambakan punya anak, karena anak itu menjadi harapan masa depan dan kesinambungan keluarga. Karenanya bahagia sekali seseorang bila dikaruniai anak, baik laki maupun perempuan.
Karena itu saat anak lagi disayang dan amat diharapkan untuk mencapai masa depan yang baik tapi tiba-tiba meninggal dunia, maka banyak orang tua yang tidak ikhlas menerima kenyataan itu. Bila sebagai orang tua kita ikhlas menerima kematian anak, maka hal ini bisa memberi jaminan kepada kita untuk bisa masuk surga.
Rasulullah saw bersabda: “Tidaklah mati tiga anak seseorang, lalu dia merelakannya (karena Allah) kecuali dia rnasuk surga”. Seorang wanita bertanya: “atau dua orang anak juga, wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab: “atau dua anak” (HR. Muslim).
Meskipun demikian, sedih atas kematian anak tetap boleh dirasakan karena tidak mungkin rasanya kematian anggota keluarga tanpa kesedihan, Rasulullah saw sendiri amat sedih atas kematian anaknya, namun kesedihan yang tidak boleh berlebihan seperti meratap.
Dalam suatu hadits dijelaskan: Anas ra berkata: Ketika Rasulullah saw masuk melihat Ibrahim (puteranya) yang sedang menghembuskan nafasnya yang terakhir, maka kedua mata Rasulullah saw bertinang-linang ketika ia wafat, sehingga tampak air mata mengalir di muka beliau. Abdurrahman bin Auf berkata: “Engkau demikianjuga ya Rasulullah?”. Jawab Nabi: “Sesungguhnya ini sebagai tanda rahmat dan belas kasihan”, Lalu beliaubersabda: “Mata berlinang dan hati merasa sedih, tapi kami tidak berkata kecuali yang diridhai Tuhan dan kami sungguh berduka cita karena berpisah denganmu hai Ibrahim (HR. Ahmad dan Tirmidzi).
Di dalam hadits lain, jaminan surga juga diberikan Allah swt kepada orang yang ridha menerima kematian orang yang dicintainya dalam kehidupan di dunia ini.
Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda dalam hadits qudsi: “Tidak ada pembalasan dari bagi seorang hamba-Ku yang percaya, jika Aku mengambil kekasihnya di dunia, kemudian ia ridha dan berserah kepada-Ku, melainkan surga ” (HR. Bukhari).

12. Bersaksi Atas Kebenaran Al-Qur’an.

Al-Qur’an merupakan kitab suci yang tidak perlu diragukan lagi kebenarannya oleh setiap muslim, namun kenyataan menunjukkan tidak semua muslim mau bersaksi dalam arti menjadi pembela kebenaran Al-Qur’an dari orang yang menentang dan meragukannya, bahkan tidak sedikit muslim yang akhimya larut dengan upaya kalangan non muslim yang berusaha meragukan kebenaran mutlak Al-Qur’an.
Bersaksi atas kebenaran Al-Qur’an juga harus ditunjukkan dengan penyebaran nilai-nilainya dalam kehidupan masyarakat dan yang lebih penting lagi adalah kebenaran Al-Qur’an itu ditunjukkan dalam sikap dan prilakunya sehari-hari.
Orang seperti inilah yang mendapat jaminan masuk surga oleh Allah swt sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya: Dan apabila mereka mende-ngarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari Kitab-Kitab mereka sendiri); seraya berkata: “Ya Tuhan Kami, Kami telah beriman, Maka catatlah Kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Ouran dan kenabian Muhammad saw). Mengapa Kami tidak akan beriman kepada Allah dan kepada kebenaran yang datang kepada Kami, Padahal Kami sangat ingin agar Tuhan Kami memasukkan Kami ke dalam golongan orang-orang yang saleh ?”. Maka Allah memberi mereka pahala terhadap Perkataan yang mereka ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah balasan (bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan (yang ikhlas keimanannya). (QS. Al-Maidah: 5]: 83-85).

13. Berbagi Kepada Orang Lain.

Banyak kebaikan yang harus kita lakukan dalam hidup ini sehingga kebaikan-kebaikan yang kita laksanakan itu membuat kita menjadi manusia yang dirasakan manfaat keberadaan kita bagi orang lain sehingga apapun yang kita miliki memberi manfaat yang besar bagi orang lain apalagi bila hal itu memang amat dibutuhkan oleh manusia.
Salah satunya adalah bila seseorang memberikan binatang ternak yang dimiliki seperti kambing untuk kemudian dinikmati susu-nya oleh banyak orang. Bila ini dilakukan, jaminan surga dijanjikan oleh Allah swt
Sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah saw: “Empat puluh kebaikan yang paling tinggi adalah pemberian seekor kambing yang diperah susunya. Tidak seorangpun yang melakukan salah satu darinya dengan mengharapkan pahala dan membenarkan apa yang dijanjikan karenanya, kecuali Allah memasukkannya ke dalam surga ” (HR. Bukhari).

14. Hakim Yang Benar.

Dalam hidup ini banyak sekali perkara antar manusia yang harus diselesaikan secara hukum sehingga diperlukan pengadilan yang mampu memutuskan perkara secara adil, untuk itu diperlukan hakim yang adil dan bijaksana sehingga ia bisa memutuskan perkara dengan sebaik-baiknya. Bila ada hakim yang baik, maka ia akan mendapat jaminan bisa masuk ke dalam surga.
Rasulullah saw bersabda: Hakim-hakim itu ada tiga golongan, dua golongan di neraka dan satu golongan di surga: Orang yang mengetahui yang benar lalu memutus dengannya, maka dia di surga. Orang yang memberikan keputusan kepada orang-orang di atas kebodohan, maka dia itu di neraka dan orang yang mengetahui yang benar lalu dia menyeleweng dalam memberikan keputusan, maka dia di neraka (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’l, Ibnu Majah dan Hakim).
Oleh karena itu, ketika seorang muslim menjadi hakim, maka ia harus menjadi hakim yang benar, yakni hakim yang tahu tentang kebenaran dan ia memutuskan perkara secara benar.
Allah swt berfirman: Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, danjanganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat (QS An Nisa [4]:105).
Mudahan-mudahan kita termasuk orang yang mau berusaha untuk bisa masuk ke dalam surga.

Saturday, August 4, 2012

Teruntuk sahabat-sahabat seperjuanganku di bangku kuliah unimed

 Penulis: 
Dunia kampus itu penuh warna-warni layaknya perjalanan kita yang penuh suka dan duka. Setiap titik awal akan ada titik akhir. Bagaimana kita memulainya dengan susah payah, dan menjalani hari-hari selanjutnya. Hingga kita berada disuatu hari yang dinantikan, akhir dari semua perjalanan.

 Hai sahabat-sahabat seperjuanganku? Perjuangan kita belumlah usai, masih ada titik akhir yang harus kita lalui. Namun, sebelum kita mengakhiri perjuangan misi ini, aku ingin menuliskan kembali cerita tentang kita sebagai pengingat antara diriku dan kalian yang pernah bersama bergelut dengan peluh dalam hari-hari panjang yang kita lalui bersama. Sebagai pengingat kembali jika kita pernah berasal dari tak saling mengenal, kemudian saling kenal hingga akhirnya kita benar-benar saling tahu apa adanya.

 1.Ketika pertama bertemu, aku dan kamu adalah orang-   orang asing
 
Banyak diantara kita berasal dari sekolah yang berbeda-beda. Bahkan ada yang berasal jauh dari pulau tempat kita berpijak saat ini. Kita sama-sama orang asing yang baru akan memulai perjuangan, bagaimana cara berjuang pun tak tahu pasti. Hanya ada satu kata yang mewakili benak kita saat itu “BELAJAR”. Sapaan sederhana, mengawali percakapan yang terbata-bata. Namun, tak jarang ada yang langsung nyelonong nyamber tangan untuk kenalan. Diskusi pun kian mengalir tatkala kita dibebani tugas yang sama. Hendak kemana kita bertanya dan berbagi jika bukan kepada sesama pejuang baru?
2.        Perjuangan pertama bukan tentang “Belajar” di bangku kuliah. Tapi perkenalan dan pembentukan “Mental” lebih tepatnya.
Kita adalah orang yang sama-sama pernah merasa, bagaimana tertatihnya untuk bisa duduk tenang di bangku kuliah. Pelajaran pertama yang kita terima adalah perkenalan dan pembentukan “Mental” kata mereka. Kita pernah merasa bagaimana harus diam dan tunduk menatap lekat sang bumi dalam ribuan detik yang terlalui. Kita pernah merasa bagaimana  keringat mengucur deras membahasi kemeja putih, lalu pernah merasa bagaimana rasanya senam siang di bawah terik mentari yang silau. Kita pun pernah merasa bagaimana rasanya berlari di tengah malam dalam kepasrahan yang begitu adanya. Serasa kita telah paham pada kata “Tunduk dan Ambil Posisi”, tapi begitu memang adanya. Karena kita terlahir dalam waktu dan masa yang sama. Masa yang akan terus dikenang tapi tak seorang pun ingin mengulang. Bukankah begitu?
3.        Perjuangan sesungguhnya pun dimulai

Betapa bahagia rasanya tatkala kita dinyatakan “Sah sebagai mahasiswa”, dan telah selesainya serangkaian prosesi penerimaan yang penuh peluh namun berderai tawa akhirnya. Bahkan aku pun masih mengingat hari itu, karena gembiranya beberapa diantara kalian hingga memeluk dan menciumi tiang himpunan. Mungkin itu adalah bagian dari pengekspresian cinta dan peluh yang akhirnya usai.


Tapi, ternyata perjuangan sesungguhnya pun baru dimulai esok hari. Ada hari-hari yang lebih menantang untuk ditaklukkan. Bukan lagi senam siang, berlari dan tunduk dalam keheningan malam. Tapi, lebih dari itu.
4.        Selamat datang tugas, mari berjuang

Tugas-tugas kuliah pun silih berganti, ini adalah kewajiban yang harus terpenuhi untuk bisa menyelesaikan kepingan-kepingan perjuangan. Tugas-tugas besar dan rangkaian kegiatan mata kuliah bagaikan puzzle IJAZAH, kalau kurang satu berarti belum bisa menjadi IJAZAH. Dan inilah tantangan yang akan kita taklukkan bersama.

5.        Asistensi adalah moment yang mendebarkan


 
Untuk menyelesaikan tugas besar pun tak semudah mengerjakan tugas kecil, yang selesai dibuat bisa dikumpulkan. Tugas besar punya prosesi sendiri. Proses yang perlu dilalui sebelum mengumpulkan adalah asistensi. Asistensi dilakukan oleh Dosen maupun Asdos (Asisten Dosen). Proses asistensi bertujuan untuk mengarahkan pengerjaan yang benar. Pertama kali asistensi adalah hal yang mendebarkan. Belum lagi beberapa senior suka menakut-nakuti katanya beginilah, begitulah..yaa.. alhasil pertemuan pertama asistensi kaki dan tangan  menjadi dingin, jantung berdebar-debar.. seiring berjalan waktu ternyata tak selamanya seperti itu. Kadang prosesnya mengalir saja seperti air.

6.  Menunggu adalah hal yang menyebalkan. Tapi, disaat menunggu selalu ada cerita lucu.
Terkadang bukan proses asistensinya yang membosankan, tapi menunggu adalah hal yang menyebalkan. Kita harus rela menunggu dalam waktu yang lama hanya untuk satu tugas. Padahal dalam waktu menunggu kita bisa menyelesaikan tugas lainnya. Bahkan menunggu pun belum ada kepastian apakah kita akan asistensi atau diundur lagi. Tapi, tetap saja kita setia menunggu hingga kepastian jadi atau tidaknya tiba, meski diakhir senja atau malam.

Sekalipun menunggu adalah hal yang menyebalkan. Tapi, bersama kalian rasa bosan pun musnah. Apalagi kalian senang sekali bercanda, derai tawa terus saja mengalir bahkan kita pun terkadang lupa jika kita telah menunggu berjam-jam.

7. Aku akan rindu tentang kita, bersama tumpukan kertas hingga pagi bertemu pagi lagi

Aku dan kalian akan rindu, tertawa bersama ditengah malam yang meringkuk kita untuk tetap setia di depan laptop masing-masing hanya untuk menyelesaikan lembaran demi lembaran masa depan. Yang terkadang antara kita merasa tersudutkan dan terlupakan, hanya karena lupa saling mengabari. Bahkan begitu banyak peluh kita bersama, tak sadar pagi bertemu pagi lagi dan ternyata baju kita masih sama dari kemarin. Kala makan malam ala kadarnya terasa sangat spesial bahkan lebih terasa nikmat karena kita menyantapnya bersama-sama. Hal-hal sederhana yang pada masa depan nanti adalah kenangan yang tak pernah bisa diremove dari ingatan.
8. Bukan hanya kuliah, tapi berorganisasi membuat kita semakin kompak.



Tak lengkap rasanya jika kita hanya sekedar kuliah. Berkreasi saat menjadi mahasiswa melalui organisasi adalah salah satu caranya. Semakin bersama kita semakin kompak. Sekalipun tak bisa terelakkan kita pernah berada dititik terjenuh dalam kebersamaan atas nama "tanggung jawab dan amanah". Meski tak sehebat apa yang pernah kita rencanakan bersama ketika ingin membangunnya, tapi setidaknya kita pernah melewati masa-masa perjuangan membangunnya.
9. Betapa bahagia saat kita bisa menyelesaikan tugas besar bersama-sama



Bahagia rasanya saat usaha dan peluh yang kita lalui terbayar kala tugas besar bisa masuk, dan kita berhasil mendapat tiket ujian. Ada satu lagi yang mesti kita lalui yaitu ujian semester.
10. Liburan akhir semester adalah hadiah atas usaha, dan sebagai waktu untuk merefresh diri atas kepenatan dunia kampus.



Dan liburan akhir semester menjadi penawar penat kita selama beberapa bulan lamanya. Betapa senangnya saat tiba dipenghujung semester, ketika kita bersama-sama merencanakan liburan. Liburan sederhana, menikmati alam atau sekedar makan-makan.

11. Namun tak selamanya kita akan beriringan, ada kalanya kita menentukan langkah sendiri.
Ketika waktu telah berlalu, dan keadaan pun berubah. Apakah kita masih bisa seakrab
kemarin?
Aku tersadar jika hari ini, kita tak lagi beriringan layaknya kemarin. Karena saat ini kita tengah melangkah sendiri. Mulai dari beda kelas hingga perjalanan menuju akhir, meski kita punya satu tujuan yang sama “LULUS”. Tak jarang kita lebih susah menemukan waktu yang sama untuk sekedar bersama dalam beberapa jam. Tapi, bertemu di bawah pohon inspirasi dalam beberapa menit sudah lebih dari cukup untuk kita yang tengah berjuang menuju titik akhir dari masa ini.

12. Dulu kita pernah berjanji untuk bisa lulus bersama, tapi kenyataannya tak bisa seindah rencana kita


Akan menjadi lengkap ketika kita yang dulu memulai perjuangan ini bersama lalu mengakhirinya pun secara bersama. Tapi, apa daya. Rencana kita tak seindah rencana Tuhan. Karena pada akhirnya kita akan menentukan langkah selanjutnya sendiri.
13. Tak mengapa kita tak lulus bersama, asal kita tetap saling mengingat dan mensupport.
Sekalipun tak bisa lulus bersama, memakai seragam yang sama dan atribut perayaan akhir misi yang sama.. Semoga kita tetap saling mengingat dan mensupport. Tetap menjadi teman seperjuangan, yang akan terus ingat kalau apa yang kita raih dimasa depan adalah bagian dari perjuangan bersama orang-orang yang dulu asing lalu menjadi keluarga yang tak sedarah. 

14. Terima kasih teman

Terima kasih teman, telah menjadi bagian dari cerita kuliah'ku. Telah menjadi bagian dari skenario yang Tuhan berikan dalam hidupku. Mengenal kalian meski bertahun-tahun tak akan pernah bosan dan lekang dalam ingatanku. Kalian adalah teman seperjuangan  masa depan. Semoga Tuhan berkenan mempertemukan kita lagi dimasa depan dalam keadaan yang jauh lebih baik lagi. Aamiin :")
Selamat berjuang, untuk misi terakhir dibangku kuliah.. #semangaatt \^_^/

 




Salam,


pengalamanku di saat berkerja di mcdonald sebagai delivery

Penulis: 
Cerita kali ini saya ingin bercerita mengenai pengalaman pertama bekerja sebagai seorang Pengirim, yah, bekerja di sebuah tempat mcdonald merdeka worlk medan
Sebenarnya sih tidak ingin untuk bekerja, tapi karena pengen mencari pengalaman dan ingin juga belajar lebih banyak lagi dari apa yang belum dipelajari.
Oleh karena itu, inilah pengalaman pertama saya ketika menjadi seorang Deliver Mcdonald


Yah, awal masuk ke tempat mcd ( diterima  bekerja kami )
 ( saya dan 2 teman saya, karena kita seangkatan )
 pada hari pertama masih dibawah kepengenalan,
setelah itu kami diberikan pilihan, sukanya dimana. yah, saya katakan aja kalau saya suka itu di bagian Delivery.

setelah itu, awal dari percobaan mengirim mcd ke sebuah apartment, dimana sebagai seorang yang baru memulai pekerjaan seperti ini,
biasanya didampingi sama yang sudah senior ( yang sudah berpengalaman ). yah, pada waktu itu saya ditemani sama seorang senior, nama panggilannya
itu adalah bg Anton


Awalnya kami berjalan menuju aprtment tersebut, aprtment ini tepatnya di adam malik, namanya adalah hotel internasional ( bukan promosi ) dekat dengan Spbu Setelah sampai di hotel tersebut, motor kami parkir di depan ( bukan ditempat parkir ), anggap saja ini parkir liar.
Setelah itu kami menuju ke hotel tersebut, setelah sampai di bagian depannya, kami harus melapor mau ke mana dan ke mana di bagian informasi
atau dengan kata lain ke bagian keamanan ( seperti itu ), sehingga nantinya kami diberikan kartu akses lift untuk ke lantai atas
( biasanya juga ditemani sama security ).

Yah, setelah itu kami menuju ke Lantai yang tertera pada bagian mcd tersebut, setelah sampai di Ruangan tersebut, saya disuruh untuk mengetuk Pintu.
Setelah pintu diketuk, kami harus memanggil dengan menyebutkan salam terlebih dahulu, kemudian nama perusahan mcd dimana kami bekerja.
Setelah mengetuk, ternyata yang keluar itu cewek ( hanya tebak-tebak aja, Dia adalah seorag mahasiswi ).

setelah ia mengambil mcd yang kami bawa, ia juga membawa kartu kredit yang harus digesek pada mesin gesek lah ( saya tidak tahu namanya ) dari
sebuah bank yang ia gunakan.
Nah, karena pada saat itu kami tidak membawa mesinnya, akhirnya kami di marahi.
katanya tuh seperti ini “Yah, Mas gimana sih, tadi kan waktu saya order itu kan udah jelas, diketerangan telah ditambahkan kalau bayar
menggunakan Kartu Kredit”.

setelah itu, hanya kata maaf yang sering terucap kepada gadis itu. kami mengakui kalau kami salah, dan kami minta maaf ( yah, minta maaf adalah
jalan satu-satunya untuk menenangkan keadaan yang ada ).

terus teman saya tanggapi ( kalau saya mah, kan masih baru, jadi hanya bisa liatin itu cewek aja, liatin ekspresi marahnya yang sangat lucu “katakanlah gitu” )
“Yah, maaf Neng, mesinnya tadi di pake sama teman, jadi pas datang udah tidak ada mesin yang harus dibawah”.


setelah itu, ceweknya itu menanggapi lagi “Jadi sekarang gimana nih? tidak ada cast lagi”
yah, setelah itu teman saya yang namanya Ekky itu berkata  seperti ini nih “Yah kalau gitu, biar kami kembali ambil mesinya dulu, setelah itu
baru kami datang lagi”.

setelah menjawab, cewek itu langsung menanggapi lagi “Kalau gitu mcd-nya bawah aja”.
Karena tidak enak, akhirnya teman saya katakan “mcd-nya diambil aja, jadi sebentar hanya tinggal bayar aja”.
yah, setelah itu kami pulang.
Setelah dari ambil mesin gesek tersebut, kami masuk lagi ke aprtment itu dan bertemu ama security itu.
Kemudian security itu bertanya “Kok balik Lagi?”
setelah itu teman saya menjawab “soalnya ada pelanggan diatas yang maunya pake kartu Debit/Kredit lah, karena tidak ada cast”.
lalu security-nya itu bilang “emang sih, emang ada orang diatas itu yang pelit banget, karena tidak mau ngasi tips, akhirnya maunya pake kartu kredit/Debit “Pokoknya yang gesek-gesek lah”.
Kemudian kami juga nyambung lagi dengan kata-kata yang mungkin sedikit menjatuhkan gadis itu, seperti contoh sederhananya adalah “Pelit”.
yah, tapi kami tidak memberikan kata-kata yang lebih lagi atau yang tak sepantasnya lah. hanya sedang atau sederhana saja.
setelah itu kami beranjak keatas, dengan pikiran bahwa tidak akan ada tips untuk hari ini, karena kita udah menanamkan dalam pikiran kita
kalau sekarang itu kita lagi berhubungan sama orang yang pelit.

setelah sampai, kami mengetuk pintu dan ia keluar membawa kartu-nya untuk digesek.
Setelah digesek-gesek, ternyata jaringannya hilang ( sedikit ), sehingga saya sempat bercanda dengan teman saya, yaitu “Kasi di bawah jendela ini aja,
biar dapat jaringannya banyak”. hahaha,

yah, kami sempat tertawa sedikit, walaupun tadi itu kami juga sempat dimarahi ( karena pelanggan adalah Raja, jadi bisa terima aja kalu dimarahi ).
yah, setelah itu teman aku tanggapi “Jangan, entar jatuh aja, lebih ribet lagi”.
hahaha, “Emang inilah yang merupakan keindahan tersendiri dari kerja seperti ini, karena harus belajar untuk bersabar, karena hukumnya itu wajib”.
Setelah berhasil, kami langsung pamit untuk pulang ( pamitnya itu dengan kata terimakasih ),
tapi sebelum pulang, ternyata ia sempat menyorong uang Rp.20000 sebagai tips.

dan memang, pada saat itu yang dirasakan tidak lain adalah senang dan sangat senang.
“Mungkin uang ini tidak seberapa jika dibandingkan dengan apa yang kita minta sama orang tua kita, tapi jujur saja, 500 rupiah pun yang diberikan
 sebagai tips, akan menjadi kebahagian tersendiri buat saya. yah, karena ini adalah jeri payah sendiri ( pengalaman )”


sehingga pada saat itu juga ( pada saat turun dari lift ), kami langsung menarik kata-kata kami, kalau ternyata cewek itu tak seburuk
yang kami bayangkan atau pikirkan.

yah, itulah pengalaman pertama dimana kami dimarahi karena sebuah kesalahan yang kami lakukan sendiri.
sehingga dapat dikatakan atau ditarik sebuah kesimpulan dari permasalan ini ialah
“Jangan menilai keburukan seseorang dari awalnya, karena kita tidak tahu akhirnya itu akan seperti apa, begitu pula sebaliknya”.
Yah, sekian dan salam untuk catatan panjang tentang pengalaman pertama jadi seorang Delivery mcdonald.

Teruntuk sahabat-sahabatku di saat mondok bersama di pesantren tadib al-syakirin alumi ke VII

Penulis: 
Kita bukanlah manusia sempurna yang tak pernah berlumur dosa. Hanya sekumpulan insan yang mencoba untuk menjadi yang terbaik untuk keluarga serta agama. Berjuang hingga tetes darah penghabisan menimba ilmu tanpa kenal putus asa. Semua demi menggapai masa depan cerah berwarna, berperantara usaha cipta penuh karya nyata.

 

 

1. Makan tak pernah sendiri, sebab selalu ada sahabat yang siap menemani.

Solidaritas kita tinggi, bro! Kita gak pernah makan sendiri walaupun hidangan di depan mata hanya sebutir combro. Kita setia kawan, man! Moto kita: makan tidak makan yang penting ngumpul, sambil membayangkan suatu saat akan bisa rame-rame makan ramen.

2. Aturan tak terlalu dipikirkan. Jika melanggar kita siap dihukum dan siap di-bully oleh teman-teman.

 

ngga menjadi pemuda harapan negeri. Hidup santri!
 Ditakzir udah biasa bagi kita. Mungkin ada sebagian dari kita yang merasa bahwa kalau belum pernah dihukum, berarti nyantrinya belum "benar". Santri itu tidak selalu lurus, kita juga kadang ada yang memilih menjalani hari-hari yang tidak mulus di pondok. Tapi ada baiknya jangan dicontoh ya, maklum kita dulu anaknya agak ceroboh. Hehehe.

3. Kita adalah pasukan terlatih, siap antri mandi walaupun tahu menunggu itu letih.





Kadang bukan antrinya yang lama, tapi nunggu airnya penuh yang memakan waktu. Bisa juga sebaliknya, airnya cepat penuh tapi antriannya panjang minta ampun. Kita biasanya membiarkan gayung berisi peralatan yang antri panjang di depan pintu kamar mandi.
Letih memang harus seperti itu setiap hari, tapi paling tidak penantian kita tidak sia-sia. Badan kita harum kembali dan siap ngaji lagi. Eaaa…

4. Saat akhir bulan datang dan dompet sudah mulai kerontang, selalu ada sahabat yang siap dijadikan tempat untuk ngutang.

 

Ditakzir udah biasa bagi kita. Mungkin ada sebagian dari kita yang merasa bahwa kalau belum pernah dihukum, berarti nyantrinya belum "benar". Santri itu tidak selalu lurus, kita juga kadang ada yang memilih menjalani hari-hari yang tidak mulus di pondok. Tapi ada baiknya jangan dicontoh ya, maklum kita dulu anaknya agak ceroboh. Hehehe.

5. Tidak ada kepemilikan mutlak terhadap barang pribadi di pondok. Satu untuk semua, semua untuk semua!



Kan sudah dibilang kita ini rasa solidaritasnya tinggi. Makan bareng, mandi bareng bahkan barang pribadi hampir saja digunakan bareng. Khusus santri cowok, semua peralatan mandi sepertinya memang menggunakan motto: Satu untuk semua. Satu odol untuk semua santri pondok. Luar biasa, yah?
Tapi, justru itu seninya. Hanya kita para santri yang mampu bermurah hati menyerahkan barang pribadi yang udah susah payah dibeli pakai uang sendiri tapi malah dipakai oleh orang lain. Hebat, kan?

6. Kita gak pernah galau karena cinta, kita hanya galau jika muraja’ah kacau dan terbata-bata.


Minggu depan setoran ya, langsung satu juz. Persiapkan baik-baik.
Bukan santri tulen kalau bisanya cuma galau karena hal sepele seperti itu. Kita tak pernah mengejar cinta ala manusia, kita hanya mengharap cinta dari Sang Pencipta dengan perantara hafalan kalam suci-Nya. Galau kita bukan karena tidak mendapat balasan chatting dari si doi, bukan itu. Hati kita bisa jadi gelisah galau merana hanya karena muraja'ah tiba-tiba amburadul atau bahkan menguap entah kemana.

7. Persahabatan antar santri adalah yang paling loyal, tak akan pernah lekang hingga datang waktu ajal.

 

Persahabatan kita bagai kepompong, merubah ulat menjadi kupu-kupu…
Kata-kata di atas mungkin sudah cukup mewakili jenis pertemanan seperti apa yang terjalin di antara kita, para santri. Berasal dari daerah yang berbeda, latar belakang yang berbeda, kemampuan belajar yang berbeda dan kita solid dalam mengejar ilmu agama. Kebersamaan dalam pondok telah membuat hubungan kita melebihi saudara sekandung, kita bahkan merindukan untuk saling berkumpul suatu saat nanti.

8. Tidak hanya biasa ngaji berjam-jam, kita juga siap dengan alat tempur jika tiba saatnya waktu roan.


Jumat berkah. Saatnya kerja bakti untuk menjaga kebersihan pondok tercinta.
Tentu tidak selamanya kita berkutat dengan aktivitas keagamaan, dalam sekali seminggu kita juga rutin membersihkan lingkungan pondok agar terlihat selalu indah dan asri. Saat kerja bakti inilah kita bisa sejenak bisa bersantai, menggunakan pakaian bebas asalkan pantas, dan bercanda ria sambil bersih-bersih.

9. Sudah terbiasa tidur beralaskan tanah, beratapkan langit, berdempetan lengan, dan jungkir balik.


Tidur itu waktu yang paling ditunggu-tunggu setelah seharian penuh beraktivitas dengan penuh sungguh.
Bukan tidak ingin tidur berbantalkan empuk dan kasur yang nyaman, kita hanya lebih memilih untuk bisa tidur dengan tenang walaupun posisi sudah acak-acakan. Kadang kita tidak punya tempat untuk tidur yang tetap, asalkan bisa memejamkan mata saja sudah cukup.

10. Ketika kiriman dari keluarga santri lain datang, tiba-tiba kita bisa menjadi “predator”


Menikmati rezeki yang datang dari orang lain dengan cara yang "buas"
Bukan kita tak tahu akhlak, tapi memang sudah seperti itu adatnya. Satu untuk semua, semua untuk semua. Tak ada kepemilikan mutlak. Saat ada rezeki pantang ditolak. Kiriman makanan yang datang dari teman-teman yang lain, juga merupakan rezeki kita. Tak ada kata pelit kalau sudah berada di lingkungan pondok. That's the rules!

11. Hati kita selalu rindu untuk kembali. Mengais berkah, mencari hikmah di penjara Ilahi.


Bro, reunian yuk. Lama gak ngumpul-ngumpul nih. Buka puasa bareng angkatan kita gimana?
Bisa berkumpul dengan teman-teman sebaya, melakukan banyak hal di pondok bersama-sama itu memang suatu kenangan yang takkan pernah terlupa. Setidaknya memori indah tersebut pernah muncul pertama kali sesaat wisuda akan terlaksana dan kembali terulang di lain waktu di saat raga mulai menua.

Walaupun di pondok makanan kita sudah dijamin, kadang kita juga sering minta izin keluar atau bila ada waktu makan bareng teman di warung makan atau semacamnya. Nah, pada saat itulah kemampuan manajemen keuangan kita sering diuji. Mengukur nafsu makan yang sudah menggebu-gebu dengan kuantitas lembaran kertas di dalam dompet harus dilakukan dengan penuh seksama dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. #lho?
Tak ayal, jika sudah keadaan mepet seperti itu jurus memelas langsung dikeluarkan. Berburu mangsa berupa teman yang masih banyak persedian bekal di dompet maupun camilan ringan. Semua demi keberlangsungan hidup di pondok. Wkwkwk…


Terima kasih sahabat-sahabatku semoga kalian menjadi orang-orang yang bermanfaat bagi masyarakat....
teruntuk sahabatku di angkatan VII di antranya:
Agus salim                                    Ermiyati
Abdul rohim                                 Evita
Ramadhan saleh lubis                 Henny
Rohanta sinaga                           Lisda gantina
Muhammad ridho                       Siti lestari
Misro                                           Safrida hanum
Salman                                       
Zulfian