animasi-bergerak-agama-religi-0150 animasi-bergerak-selamat-datang-0025 animasi-bergerak-selamat-datang-0025 animasi-bergerak-selamat-datang-0025

Thursday, February 25, 2016

Ada air liur Saipul Jamil di celana korban

Penyanyi dangdut Saipul Jamil (SJ) ditetapkan sebagai tersangka kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur. Penyidik sudah mengantongi lebih dari dua alat bukti kuat untuk kasus ini. SJ terancam hukuman penjara 15 tahun karena disangka melanggar Pasal 82 ayat 2 Undang-undang Perlindungan Anak.
Status tersangka diberikan kepada SJ setelah yang bersangkutan menjalani pemeriksaan oleh penyidik Polsek Kelapa Gading, Jakarta Utara. Menurut kepolisian, salah satu alat buktinya adalah air liur SJ di celana korban.
"Ada air liur Saipul Jamil di celana DS (korban). Saat ini sedang diperiksa apakah ada cairan lainnya selain air liur," kata Kapolsek Kelapa Gading, Kompol Ari Cahya, di Polsek Kelapa Gading, Kamis (18/2/2016), dilansir Sindonews.
SJ disebut mencabuli remaja pria berinisial DS di kediamannya di Jalan Kelapa Puan Timur RW12 Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Perkenalan dan keberadaan DS di rumah SJ saat itu berawal dari sebuah stasiun televisi saat SJ tampil sebagai bintangnya.
DS awalnya mengaku sebagai penggemar duda dari Dewi Persik itu. DilaporkanLiputan6.com (18/2), korban berinisial DS (17), pernah diminta SJ membantunya, dengan alasan kerepotan karena hanya membawa seorang asisten. DS pun menuruti pria yang baru dikenalnya sejak akhir Januari 2016 itu.
Menurut Kompol Ari Cahya dalam laporan Liputan6.com tersebut, rupanya SJ sudah dua kali mengajak DS menginap, namun selalu ditolak. Akhirnya, pada Kamis dini hari atau tepat usai acara musik, tanpa sengaja SJ dan DS kembali bertemu. DS ikut pulang ke rumah SJ.
Sesampai di kediaman SJ, DS diminta memijat tubuh SJ. Namun sebelumnya, DS diminta untuk mandi terlebih dahulu. "Setelah mandi, tubuh SJ pun dipijat oleh DS," ucap Ari.
Dari keterangan DS, saat memijat SJ pun sudah meminta hal-hal aneh terhadap dirinya. Berbagai alasan penolakan diutarakan, tetapi SJ tetap meminta dipijit. "SJ meminta dipijat seluruh badannya, baik paha, betis, pinggang, dan lain-lain."
"Sampai DS kembali menolak dan mohon pamit untuk salat tahajud. SJ pun turut turun ke bawah dan ikut salat tahajud bersama DS," jelas Ari.
Usai salat, DS kembali dibujuk SJ untuk memijat tubuhnya lagi. DS beralasan sudah lelah dan kembali ke kamar. Bukannya menyudahi, SJ malahan penasaran dan mendatangi kamar DS. Pencabulan pun dilakukan terhadap DS.
Paginya, Ari menuturkan, DS pamit pulang dengan alasan salat Subuh di rumahnya. SJ pun mengizinkannya. Usai berhasil keluar dari rumah SJ, DS menuju ke Kantor Polsek Kelapa Gading untuk melaporkan peristiwa yang baru dialami.
KPAI turun tangan
Kepala Divisi Sosialisasi KPAI, Erlinda mengatakan, KPAI sudah melakukan koordinasi dengan Polres Jakarta Utara untuk memantau kondisi remaja yang menjadi korban pencabulan SJ itu.
"DS trauma tapi masih dilakukan assessment untuk melihat sejauh mana trauma yang dialaminya itu," ujarnya pada Sindonews, Jumat (19/2/2016).
Erlinda meminta, agar orangtua harus selalu memberikan edukasi tentang sosok idolanya. Jangan sampai kejadian yang dialami DS itu kembali menimpa anak-anak lainnya.
"Artis banyak diidolakan oleh anak, khususnya kategori remaja dan ini sangat berpengaruh pada tumbuh kembang mereka. Jika anak salah dalam memilih idola maka berpotensi sang anak akan duplikasi hal yang buruk, yang dilihat, dan ditiru pada sang idola," terangnya.
Ketua KPAI, Asrorun Niam Sholeh mengatakan, apabila kasus dugaan yang dilakukan SJ terbukti, maka bisa menjadi bukti nyata ancaman bagi anak-anak Indonesia atas perilaku seks menyimpang.
"Jika dibiarkan berkembang, cenderung memangsa korban dan kelompok yang paling rentan adalah anak-anak," kata Niam.
Menurut dia, perlu ada langkah-langkah hukum untuk memastikan perlindungan terhadap anak. Korban harus segera dipulihkan dari dampak pelecehan dan pelaku harus dihukum agar ada efek jera.
"Pada saat yang sama, diharuskan untuk dilakukan rehabilitasi agar tidak terus memiliki kecenderungan orientasi seks menyimpang," kata Niam.
KPAI secara khusus akan berkoordinasi dengan kepolisian untuk penanganan kasus tersebut. Penanganan akan merujuk pada Undang-Undang 34/2014 juncto Undang-undang No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak.

Monday, February 8, 2016

Kisah persahabatan antara kucing dan tikus

Dahulu kala, kucing dan tikus adalah sahabat sejati. Mereka hidup dalam satu rumah. Kemanapun kucing pergi maka si tikus ikut menemaninya.Begitu pula bila si tikus berjalan-jalan maka si kucing selalu mengikutinya. Si kucing menjadi pelindung si tikus yang memang bertubuh kecil. Setiap ada hewan yang berusaha mencederai si tikus maka si kucing yang pertama kali membelanya. Apapun kesalahan yang dilakukan si tikus terhadap teman-temannya namun si kucing tetap membelanya. Bahkan sebagai tanda eratnya persahabatan mereka si kucing memberi julukan si tikus dengan namanya   yaitu SI MEONG                                   dan si kucing diberi nama SI MOUSE disingkat SI PUS.
    Tidak hanya dalam pergaulan mereka selalu bersama-sama. bahkan dalam hal pembagian makanan mereka senantiasa membagi sama rata sebelum dimakan bersama-sama. Hal ini sesuai dengan perjanjian yang telah mereka sepakati bersama ketika mereka memutuskan untuk bersahabat. 
       Suatu malam, si tikus merasa perutnya lapar. Ia ingin mengajak si kucing untuk mencari makanan. Namun si tikus kecewa sebab si kucing ternyata telah tertidur pulas. Ia tidak ingin membangunkannya. Maka si tikus pergi sendirian mencari makanan.Ia berjalan kemana saja tanpa tujuan. Ia berharap bisa mendapatkan sepotong makanan untuk mengisi perutnya yang lapar.
       "Aduh, harus kemana lagi aku mencari makanan?" kata si tikus. "Hampir sepanjang jalan aku tidak menemukan sepotong makananpun....huu..huu..huu." Si tikus semakin bersedih. Perutnya makin terasa lapar. Namun ia tetap berusaha mencari makanan kemana saja.
        Tiba-tiba si tikus berteriak kegirangan karena di perempatan jalan ia menemukan sepotong daging yang ukurannya cukup besar.
         "Horee...akhirnya aku mendapatkan makanan!" teriak si tikus. "Wah besar sekali ukurannya...bisa untuk jatah makan selama seminggu, nih." Kemudian ia cepat-cepat menyeret daging tersebut untuk dibawanya pulang. Meskipun dengan susah payah, namun si tikus melakukannya dengan penuh kegembiraan. Sehingga rasa capek, lelah dan lapar tidak dirasakannya. Sepanjang jalan ia membawa potongan daging sambil bernyanyi-nyanyi. Akhirnya, setelah sampai di depan rumah si tikus berteriak-teriak memanggil si kucing.
         "Hoiii....kucing...ayo kemari....ada kabar gembira untuk kita...!" teriak si tikus. "Hoii...bangun...ada kabar gembira, nih!"
        Si kucing terkejut mendengar teriakan si tikus. Ia segera menghampiri temannya. "Wow...sepotong daging segar...mantab," pikir si kucing. "Kebetulan sudah sebulan ini aku tidak pernah makan daging. Sekarang aku akan menikmati daging yang dibawa si tikus," pikir si kucing mulai timbul rasa serakahnya.
        "Wah...daging segar...terima kasih sahabatku," kata si kucing kepada si tikus.
        "Lho...lho...lho...apa maksudmu dengan ucapan terima kasih itu, kucing?" tanya si tikus.
        "Ah tidak...maksudku...terimakasih kamu telah mendapatkan sepotong daging...dan daging itu juga untuk aku khan?"
        "Iya...kan perjanjian kita seperti itu...apapun makanan yang kita dapat harus kita bagi rata...benar, khan?" kata si tikus.
         "Iya  ya...," jawab si kucing sambil terus memperhatikan sepotong daging segar yang dibawa si tikus. "Okey kalau begitu mari kita bagi sama rata ya...ayo berikan daging itu, Tikus...biar aku yang bertugas membaginya."
         Kemudian si tikus memberikan daging yang dibawanya kepada si kucing untuk dibagi sama rata. Dan si kucing lalu mengambil pisau dan berusaha memotong daging di hadapannya sama rata. Setelah daging terpotong menjadi dua, lalu si kucing dan si tikus memperhatikan ukuran dagingnya.
        "Wah...ternyata daging bagianmu terlalu besar, Tikus," kata si kucing. "Harus dipotong, nih agar bagian kita sama besar." Kemudian si kucing memotong sedikit daging milik si tikus agar potongan daging di tikus sama besar dengan potongan daging si kucing. Namun si kucing bertindak curang, ternyata potongan sisa daging yang telah dipotongnya tidak ditambahkan ke potongan daging miliknya agar ukurannya sama dengan milik si tikus, namun sisa potongan daging itu langsung dimakannya.
        "Waduh...kini daging bagianku yang kelihatannya agak besar, sabar ya saya potong dulu dagingnya agar ukurannya sama besar" kata si kucing sambil memotong dagingnya untuk disamakan dengan ukuran daging milik si tikus. Dan kali ini si kucing berbuat curang lagi. Sisa potongan daging langsung dimakannya juga. Berkali-kali si kucing berbuat begitu di hadapan si tikus. Akhirnya potongan daging milik si tikus dan si kucing makin bertambah kecil karena dipotong-potong oleh si kucing. Si kucing ternyata telah berbuat curang terhadap si tikus. Si tikus menyadari bahwa temannya telah berbuat curang kepadanya. Ia diam saja sambil menyusun siasat agar si kucing menghentikan perbuatannya.
         Ketika si kucing merasa kehausan setelah berkali-kali makan potongan-potongan daging maka ia minta ijin si tikus untuk mengambil air minum. Dan kesempatan ini tidak disia-siakan oleh si tikus. Ia segera mengambil cabe rawit, lalu mengoles-oleskan cabe rawit ke potongan daging milik si kucing. Setelah itu si tikus kembali ke tempat duduk semula sambil menunggu si kucing keluar.
       "Nah...kini rasa hausku telah hilang," kata si kucing. "Dan sekarang pembagian daging ini kita lanjutkan yaa...O ya kelihatannya daging bagianku kelihatannya tidak sama dan terlalu besar dibanding dengan milikmu...oke saya potong ya..." Lalu si kucing segera memotong daging miliknya. Dan seperti kejadian sebelumnya, ia langsung memasukkan potong daging tersebut ke dalam mulutnya. Si kucing tidak sadar bahwa potongan daging miliknya telah diolesi cabe rawit oleh si tikus.
       "Wuaahhh aduh...oooo...aaaa...oooo...aaaa....pedas...pedas......pedas...ada apa dengan daging ini?  Ampun..ampun....ampuunnnn....panas.....panasss......" demikian teriak si kucing sambil berlari kesana kemari merasakan mulutnya terasa panas akibat makan potongan daging yang telah diolesi cabe rawit oleh si tikus.
       "Hahahahahaha....itulah hukuman bagi sang curang!" teriak si tikus sambil tertawa terbahak-bahak dan membawa lari sisa potongan daging yang telah berukuran kecil akibat dipotong-potong oleh si kucing. Namun ia tetap bersyukur karena masih bisa menikmati sisa daging segar yang telah ditemukannya.  Kini ia berusaha lari sejauh-jauhnya meninggalkan si kucing yang telah melanggar perjanjian dan telah mencuranginya.
        Sebaliknya si kucing terus berteriak-teriak menahan rasa panas di mulutnya akibat makan potongan daging yang telah diolesi cabe rawit oleh si tikus. Ia terus berlari kesana kemari namun rasa panas  di mulutnya masih belum hilang juga.
       "Awas kamu si tikus...aku akan mencarimu kemana saja kamu lari. Pokoknya aku akan membuat perhitungan dengan kamu bila aku berhasil menemukanmu.! Aku berjanji akan selalu mencarimu.
       Dan akhirnya mulai saat itu, si tikus senantiasa menghindar dan berlari menjauh apabila bertemu si kucing. Si tikus takut menemui si kucing karena si kucing akan membuat perhitungan dengannya. Dan setiap hari, kemanapun si kucing mencari si tikus senantiasa memanggil-manggilnya dengan teriakan : "MEONG....MEONG...MEONG...MEONG..
."